Sahar Emami Jurnalis Srikandi Iran

| dilihat 752

Sahar Emami, namanya. Ia salah seorang newscaster stasiun televisi pemerintah Iran, Jaringan Berita Republik Islam Iran (IRINN). Namanya melesat dan populer dan dijuluki sebagai 'srikandi' pemberani.

Hal itu terjadi, rekaman gambar Emami sedang secara langsung menyampaikan berita, gedung IRINN tempatnya bekerja diserang rudal zionis Israel, Senin (16/6/25).

Emami sempat menghentikan siarannya. Ia meninggalkan kursi penyiarnya di studio, lantas kembali lagi dan muncul melanjutkan kerjanya menyampaikan berita.

Serangan tersebut, kata Emami, menunjukan Israel tak ingin Iran melalui Jaringan terus menyiarkan informasi faktual dari Iran.

Meski dalam situasi di bawah tekanan mental yang berat, kemunculan Emami di layar untuk melanjutkan tugasnya menyampaikan berita, menunjukkan sosoknya sebagai perempuan Iran pemberani.

Media sosial berbagai platform dan saluran, memuji Emami sebagai brodkaster profesional yang konsisten menyampaikan informasi kebenaran. Ia menunjukan sikap patriotik, tak mudah tertaklukan oleh invasi dan agresi zionis Israel dalam keadaan riskan yang mengancam jiwa dan raganya.

Jackson Hinkle, warga Amerika Serikat di akun X-nya menampilkan gambar sketsa Emami, dan menuliskan komentar dengan huruf kapital, "Sahar Emami will not be silenced."

Suara Kebenaran Tak Akan Terbungkam

Ketika kembali ke studio dan wajahnya nampak di layar televisi, Sahar Emami -- yang melanjutkan siaran berita yang disebarluaskan oleh IRINN -- seolah 'menyihir' pemirsa. Padahal di luar studio keadaan relatif kacau akibat serangan rudal Israel, itu.

Emami nampak tenang, seolah-olah tidak terjadi apa-apa sebelumnya. Ia nampak teguh dan menampakkan sikap yang menghantar pesan kuat, "suara kebenaran tak bisa dibungkam."

Ketika tampil kembali dan sosoknya nampak di layar televisi, Emami menyampaikan dengan aksentuasi yang tegas, ".. rezim zionis Israel telah putus asa untuk membungkam kebebasan berbicara.”

Dia melanjutkan, “Jika gedung jaringan berita diserang, suara kebenaran tidak akan dibungkam. Kami akan melanjutkan pekerjaan kami, dan media nasional dengan kekuatan yang ada akan terus menyiarkan kebenaran.”

Di berbagai platform dan saluran media sosial, segera muncul berbagai julukan kepadanya. Antara lain julukan sebagai 'singa betina media Iran.' Ia juga dipuji sebagai  'simbol perlawanan nasional.'

Sikap dan tindakan profesional Emami mengalirkan resonansi dan mengirimkan getar keberanian bagi pemirsa, khasnya para perempuan dan belia di seluruh kota yang melihat siarannya. Tanpa kecuali di Esfahan yang menjadi salah satu sasaran serangan zionis Israel.

Mengalirkan Spirit Gairah dan Ghirah

Sahar Emami, yang kemudian ramai disebut sebagai wajah keberanian perempuan Iran, mengalirkan spirit gairah dan ghirah perempuan Iran dan sekutu regional Iran, untuk menguatkan soliditas dan solidaritas dalam mewujudkan sikap nyata 'ketahanan' dan 'keberanian' menghadapi invasi.

Wajar pujian daring mengalir kepadanya. Gambarnya disandingkan dengan para tokoh pemberani, seperti Allahyarham Hassan Nasrallah (Hizbullah) dan tokoh-tokoh pemberani lain.

Gambarnya yang disandingkan di samping Nasrallah disertai caption, "Anda tidak dapat menghancurkan ide dengan membunuh."

Pemirsa menghadirkan pujian setelah siaran langsung itu, menampilkan video kondisi bagian lain gedung televisi, itu sedang terbakar. Lantas menghadirkan Hassan Abedini, wakil direktur penyiar negara Iran, mengatakan beberapa karyawan terluka dalam serangan Israel tersebut tanpa menyebutkan jumlahnya.

Abedini mengatakan petugas pemadam kebakaran berusaha menahan api di gedung yang terletak di pusat ibukota Teheran, itu dengan asap membubung ke udara.  , yang mengirimkan kolom asap hitam besar ke udara.

Serangan mendadak zionis Israel, itu tampaknya hanya menyerang salah satu gedung milik lembaga penyiaran negara, yang memiliki sejumlah gedung lain.

Kantor berita negara Iran, IRNA, mengonfirmasi serangan itu, terjadi saat program berita sedang disiarkan langsung. Lembaga penyiaran negara Iran, itu telah lama diintai oleh para penghianat, agen-agen spionase kaki tangan Mossad - Israel. Terutama karena dikaitkan dengan dominasi pemerintah atas kehidupan publik dan media negara itu.

Kehadiran kembali Sahar Emami, tak hanya menunjukkan ancaman kematian tak mampu membungkam suara kebenaran dan patriotik. Jauh dari itu, juga 'meredam' presumsi, bahwa Iran sebagai salah satu negara paling represif dalam hal kebebasan pers, dan jurnalis yang melewati batas merah pemerintah dapat menghadapi konsekuensi yang berat.

Jurnalis Teguh

Keberadaan Emami di layar, seolah menyatakan, jurnalis Iran berkomitmen kuat mengabdi kepada negara sebagai bagian dari pengabdian yang tulus dan teguh. Ia menjadi sosok yang mewakili sikap keberanian Iran menghadapi tantangan.

Sebelum serangan itu terjadi, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyatakan, 'corong propaganda dan hasutan Iran akan segera menghilang.'

Militer Israel dalam sebuah pernyataan menyatakan, bahwa angkatan udaranya telah menyerang gedung penyiaran itu untuk menargetkan 'pusat komunikasi'  yang digunakan oleh militer Iran 'dengan kedok kegiatan sipil.' Suatu tuduhan yang tidak terverifikasi secara independen.

Elham Abedini, pembawa acara lainnya di televisi pemerintah Iran, lewat siaran langsung di akun instagramnya memposting video dia menangkap reruntuhan gedung.

Videonya memperlihatkan kekacauan saat orang-orang berlarian dan berteriak di tengah puing-puing. 'Mereka ada di gedung kaca, mereka semua ada di sana,' katanya kepada seorang penjaga berseragam, karyawan saluran televisi tersebut.

Kekacauan di luar gedung tertampak dalam siaran langsung instagram tersebut. Terdengar suara-suara mengucapkan takbir, 'Allahu akbar.' Akan halnya Emami, ketika kembali muncul di layar dengan tenang mengatakan, empat bom menghantam dan meledak di gedung penyiaran televisi itu.

Bagi kaum perempuan Iran, keberanian Emami diandaikan sebagai 'reinkarnasi' beberapa tokoh perempuan Iran yang pemberani, baik yang nyata maupun fiksi. Perempuan yang mewujudkan keberanian dan ketahanan dalam menghadapi kesulitan. Laksana perempuan dalam Perang Iran-Irak yang juga dijuluki sebagai, 'Singa betina dari Teheran.'

Perempuan Iran memainkan peran penting selama Perang Iran-Irak, memberikan dukungan di garis depan dan bahkan di medan perang, menunjukkan keberanian dan kepahlawanan. | Jeahan

Editor : delanova | Sumber : berbagai sumber
 
Energi & Tambang
Sainstek
19 Feb 25, 19:05 WIB | Dilihat : 1436
Presiden Prabowo Lantik Brian Yuliarto Mendiktisaintek
25 Okt 24, 10:37 WIB | Dilihat : 1514
Maung Garuda Limousine yang Membanggakan
01 Nov 23, 11:46 WIB | Dilihat : 3310
Pemanfaatan Teknologi Blockchain
Selanjutnya