Menilik Gerak Resonansi AMIN (Anies - Muhaimin) di Tapal Kuda

| dilihat 870

Catatan Lepas Bang Sém

PASANGAN Anies - Muhaimin (AMIN) laksana air yang bergerak merayap dan kian meluas di kawasan Tapal Kuda (khasnya Lumajang, Jember, Banyuwangi, Situbondo, Bondowoso, dan Probolinggo). Agak tersendat di Pasuruan.

Pergerakan AMIN di kawasan yang sangat kuat ikatan traditional authority relationship (TAR)-nya ini,  kian terasa sejak berlangsung Deklarasi pasangan Anies Rasyid Baswedan - Muhaimin Iskandar di Hotel Majapahit - Surabaya, Jawa Timur (Sabtu, 2/9/23).

Pengaruh dukungan kuat terhadap AMIN di Madura merembes ke wilayah Tapal Kuda. Relasi antara Madura (dalam konteks Syaikh Cholil - Bangkalan) dengan wilayah Tapal Kuda (di Timur), Jombang dan Ponorogo (di Barat) menjadi salah satu faktor yang menentukan menmgujatnya dukungan kepada AMIN.

Boleh jadi, bila pasangan ini sudah didaftarkan dan sudah jelas pula siapa bakal pasangan bakal calon Wakil Presiden bagi Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo, wilayah Tapal Kuda bakal menjadi ceruk suara yang menarik bagi pasangan AMIN.

Bagi kalangan santri yang didominasi jama'ah NU (Nahdlatul Ulama) semakin kuat kecenderungan mendukung pasangan AMIN, akan halnya kalangan yang terikat kuat oleh patronase patron client relationsip (PCR) - khasnya kalangan birokrat dan kaum abangan, lebih kuat memberikan dukungan kepada Ganjar Pranowo.

Relasi Sejarah Keluarga Anies

Sepekan melakukan safari darat ke wilayah ini, menunjukkan, kuatnya pengaruh KH Kholil As'ad, putera salah seorang pendiri NU - KH As'ad Syamsul Arifin di Situbondo dan sejumlah keturunan Ki Agus Muhammad Saleh (Kyai Saleh Lateng) salah seorang pendiri GP Ansor dan NU di Banyuwangi. Pula, anak keturunan Sayyid Arif bin Abdurrahman Basyaiban (Mbah Arif Segoropuro) - Pasuruan yang memberikan bersimpati dan berempati dengan gagasan pasangan AMIN.

Dari percakapan dengan beberapa sahabat dari kalangan santri, masya'ih, dan sayyid, di Pasuruan (khasnya Bangil), Lumajang, Jember, Situbondo (khasnya Asem Bagus), Probolinggo (khasnya Krejengan) mengemuka beragam pandangan yang mengarah kepada dukungan terhadap pasangan AMIN.

Pernyataan Ketua Umum PB NU (2010-2021), KH Said Aqil Siraj tentang PKB sebagai bagian dari NU yang belakangan tular (viral) melalui sosial media, memperkuat pasangan AMIN. Pernyataan Aqil Siraj lebih didengar katimbang pernyataan yang dikemukakan oleh Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf tentang jarak NU dengan PKB.

Demikian pula halnya dengan pernyataan-pernyataan Yenny Wahid yang banyak menyerang Muhaimin Iskandar, tak berpengaruh. Apalagi wajah Yenny Wahid terpampang dalam berbagai giant banner dan poster PSI (Partai Solidaritas Indonesia) di sepanjang ruas jalan lintas Jawa di Situbondo. Termasuk guyonan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas tentang bid'ah memilih pasangan AMIN.

Upaya-upaya mendegradasi pasangan AMIN di wilayah ini, justru kalah kuat arusnya dengan beragam informasi dan cerita tentang kekariban Anies dengan para ulama NU di Madura, relasi keluarga Baswedan dengan simpul-simpul spiritual, seperti Ampel (Surabaya), Kyai Ageng Mohamad Besari (Ponorogo), Syaikh Abdurrahman As Syaibani (Lumajang), kunjungan Anies ke Tebu Ireng, dan bahkan kunjungan Anies kepada KH Thoifur - Purworejo - Jawa Tengah.

Yang menarik adalah cerita-cerita pemantik minum kopi yang gayeng, seputar relasi sejarah hubungan para datuk Anies dengan Syaikh Abubakar bin Salim - Bondowoso, serta perjalanan ibadah haji Anies ke Mekkah yang dihubung-kaitkan dengan Syaikh Ali Ash Sabuni penulis kitab Rowai’ul Bayan yang menjadi salah satu pegangan Abuya KH Abdul Mu'iz Tirmidzi - Koncer, Bondowoso.

Kepemimpinan Muhaimin

Akan halnya dengan Muhaimin Iskandar, di setiap tempat saya berbincang dengan para sahabat di wilayah Tapal Kuda (termasuk di Rogojampi dan Kemiren), selalu mengemuka, bagaimana dia dan kakaknya (Abdul Halim Iskandar) merebut kembali suara PKB pada Pemilihan Umum 2014 dari Pemilihan Umum 2009. PKB berhasil mendulang kembali suara dan unggul di Pasuruan (Kabupaten dan Kota), Jember, Situbondo, dan Bondowoso. Di wilayah Tapal Kuda, Banyuwangi dan Lumajang dikuasai PDI Perjuangan. PKB dan PDIP berebut suara di Probolinggo.

Tak salah pilihan Surya Paloh, kepemimpinan Muhaimin di PKB yang didukung para kyai berpengaruh berhasil menjadikan wilayah Tapal Kuda sebagai ceruk suara dan basis kemenangan, setidaknya pada Pemilu 2004 dan 2014. Keberadaan Muhaimin sebagai pimpinan DPR RI paling aspiratif (2021) dinilai berbagai kalangan melampaui prestasi kepemimpinan Gus Dur dalam membawa PKB menjadi salah satu partai dengan posisi dan fungsi strategis di tengah konstelasi kebangsaan.

Di bawah kepemimpinan Muhaimin, PKB pernah meraih 58 kursi di DPR RI, karena keberhasilannya menjadikan PKB sebagai partai yang lebih inklusif dan fleksigen sejak 2005. Muhaimin dipandang berhasil menggerakkan kesadaran untuk menguatkan ideologi, membenahi sistem kaderisasi (rekrutmen dan orientasi) di tengah kegamangan, ketidakpastian, keribetan, dan kemenduaan partai. Kendati ia masih terus harus berjuang kuat dalam melakukan creating value yang dapat menambah nilai eksistensi PKB. Termasuk creating strategi dalam hal logistik partai.

Gaya kepemimpinan Muhaimin yang menerapkan dual way command selaras dengan budaya TAR yang mempengaruhi khalayak sasaran utamanya (kaum Nahdliyin) berbasis petani, nelayan, pedagang, dan ketenagakerjaan. Tentu, ia mesti melakukan reorientasi kelembagaan dengan lebih menegaskan desentralisasi manajemen partai, tanpa harus mengabaikkan keberadaan dirinya sebagai mesin politik utama karena masih diperlukan. Pada level Kabupaten - Kota, khasnya di wilayah Tapal Kuda, Muhaimin masih perlu lebih serius mengembangkan orientasi teknokratik.

Dari kalangan mantan aktivis dan aktivis mahasiswa yang berbincang dengan saya di berbagai kota dan desa yang saya lalui, pasangan AMIN menjanjikan harapan. Pengembangan potensi Anies dan Muhaimin dari aktivis ke lingkungan teknokrat dan penguasaan keduanya dalam hal politik kebangsaan dan ideologi, semakin menjanjikan harapan karena partai yang mendukungnya berada dalam format nasionalisme religius yang nyata. PKB memainkan posisi wasath (telangkai) antara Partai Nasdem dan PKS (Partai Keadilan Sejahtera). Apalagi, pasangan AMIN boleh dikatakan sebagai perpaduan kembali kader HMI dan PMII sebagaimana dulu tercermin pada sosok Mahbub Djunaedi: egaliter, kosmopolit, inklusif, dan cendekia.

Di sisi lain, dalam pandangan berbagai kalangan yang menjadi mitra bincang saya, pernyataan Surya Paloh tentang pengakhiran politicking 'cebong - kampret' dan bertegak di atas politik kebangsaan dan bertemunya 'botol dengan tutup botol,' sesungguhnya merupakan pertemuan tempayan - gayung dan airnya sekaligus.

Kecerdasan Budaya

Dalam konteks mendulang suara di Tapal Kuda, pasangan AMIN perlu menambah akselerasi kerja mesin partai. Pasangan ini diuntungkan karena pendukung utamanya hanya tiga partai. Pembagian dan distribusi fungsinya dalam melakukan akselerasi mesin partai yang berkolaborasi dan bersinergi dengan relawan dapat lebih fokus.

Pasangan ini perlu terjun ke lapangan, khasnya di Banyuwangi, Probolinggo, dan Lumajang memberikan tawaran-tawaran solusi bagi konstituen yang menghadapi beragam persoalan di tengah proses perubahan yang sedang berlangsung. Sikap egaliter dan kosmopolit pasangan ini, akan mudah memediasi kepentingan rakyat (publik) dan negara (republik) dalam suatu gerak visioneering minimal untuk masa satu dasawarsa ke depan. Termasuk pengendalian singularitas yang sudah merangsek sampai ke desa.

Apa yang dilakukan PKB via visi teknokrasi Abdul Halim Iskandar dalam menempatkan pengembangan desa, perlu diperkuat dengan strategi layanan pengembangan kota. Boleh jadi perlu penajaman fokus persoalan terkait dengan penguatan akses konstiteun terhadap modal, pasar, dan jaminan sosial - selain keperluan primer: ketahanan pangan, ketahanan energi, pendidikan yang menyeimbangkan kecerdasan dengan kearifan, keadilan gender, pengembangan budaya kreatif berbasis sains dan teknologi, kesempatan kerja, industri desa, infrastruktur desa, dan akselerasi pengembangan ekonomi budaya (termasuk wisata).

Pendekatan dan penguatan ceruk Tapal kuda memerlukan perubahan orientasi dengan melakukan eksplorasi kecerdasan budaya konstituen. Di sini, pasangan AMIN punya nilai lebih. |

Editor : delanova
 
Seni & Hiburan
03 Des 23, 14:05 WIB | Dilihat : 540
Kolaborasi Pelukis Difabel dengan Mastro Lukis
29 Sep 23, 21:56 WIB | Dilihat : 1639
Iis Dahlia
09 Jun 23, 09:01 WIB | Dilihat : 1414
Karena Lawak Chia Sekejap, Goyang Hubungan Kejiranan
Selanjutnya
Budaya
09 Des 23, 08:03 WIB | Dilihat : 762
Memaknai Maklumat Keadaban Akademi Jakarta
02 Nov 23, 21:22 WIB | Dilihat : 917
Salawat Asyghil Menguatkan Optimisme
12 Okt 23, 13:55 WIB | Dilihat : 870
Museum Harus Bikin Bangga Generasi Muda
Selanjutnya