Khasiat Darah Tali Pusat Bayi

| dilihat 3967

AKARPADINEWS.COM | DARAH tali pusat pada bayi yang baru lahir memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Darah yang tertinggal dalam tali pusat dan plasenta sesaat bayi dilahirkan dan setelah tali pusat dipotong itu berkhasiat menyembuhkan beragam penyakit.

Darah tali pusat kaya haematopeitic stem cell (HSCs) yang berfungsi membentuk darah dan sistem kekebalan tubuh. Kemampuannya yang unik juga dapat berubah menjadi berbagai bentuk tipe sel lainnya dalam darah.

Penggunaan transplantasi darah tali pusat antara lain dapat mengganti dan meregenerasi sumsum tulang yang rusak atau sakit, terapi untuk kanker darah, memperbaiki kerusakan atau defek genetic (melalui transplantasi alogenik atau saudara), memiliki potensi untuk pengobatan secara selular atau pun pengobatan regenerative.

Sel-sel dalam darah tali pusat juga memiliki kemampuan yang unik dan dapat menjadi beberapa sel dalam darah, yaitu sel darah merah yang membawa oksigen ke semua sel dalam tubuh. Dan, darah putih yang melawan infeksi serta trombosit, dapat membantu pembekuan darah bila mengalami cedera.

Sejak tahun 1988, sel punca darah tali pusat telah digunakan untuk mengobati masalah kelainan darah dan metabolik, gangguan imunodefisiensi dan penyakit autoimun. Sel ini juga terbukti berguna dalam pengobatan kanker dan kelainan darah seperti neuroblastoma, leukemia, limfoma, dan talasemia.

Ketika ditransplantasikan kepada pasien, sel punca hematopoietik bermigrasi ke dalam sumsum tulang dan memproduksi sel darah yang baru, meningkatkan sistem imunitas. Dengan kemajuan teknologi yang cepat, jumlah penyakit yang dapat diobati dengan terapi sel punca diharapkan bertambah. 

Setidaknya, ada lima alasan manfaat menyimpan darah tali pusat anak, yaitu: Pertama, berdasarkan penelitian Pediatrics tahun 2006, Mostert S, Sitaresmi MN, Gundy CM, Veerman S and AJP dalam Influence of socioeconomic status on childhood acute lymphoblastic leukaemia treatment in Indonesia, sekitar 3.000 anak anak Indonesia berusia kurang dari 15 tahun, didiagnosa menderita leukemia setiap tahunnya.

Kedua, talasemia mayor dan leukemia, merupakan dua dari penyakit yang paling sering terjadi di Indonesia, dapat diobati dengan sel punca. Sekali terlewat, sel punca hanya dapat diambil dari sumber lain termasuk sumsum tulang, yang prosesnya terasa menyakitkan.

Ketiga, hanya sekali kesempatan untuk menyimpan darah tali pusat bayi anda, yaitu saat persalinan. Keempat, menurut penelitian Neurologi tahun 2007 Hirtz D, Thurman DJ, Gwinn-Hardy K, Mohamed M, Chaudhuri AR, Zalutsky R, yang berjudul: How common are the "common" neurologic disorders? Satu dari 500 bayi lahir di dunia menderita serebral palsi, suatu gangguan neurologis. Sampai saat ini, pada terapi selular telah menunjukkan potensi untuk pengobatan untuk penyakit tersebut.

Dan kelima, menurut penelitian Hematologi tahun 2011 Bizzetto R, Bonfim C, Rocha V yang berjudul Outcomes after related and unrelated umbilical cord blood transplantation for hereditary bone marrow failure syndromes other than Fanconi anemia,  sel punca dari bayi dapat digunakan juga untuk saudara kandungnya. Riset menunjukkan, pasien pulih lebih baik dan survival rate dua kali jika mereka menerima sel punca dari saudaranya.

Sejak tahun 2000, para ilmuwan telah membuktikan jika sel punca darah tali pusat dapat berkembang menjadi banyak tipe sel lain di dalam tubuh. Penemuan yang menakjubkan ini telah mengarahkan penerapan aplikasi klinis dalam berbagai jenis penyakit, termasuk serangan jantung, cedera tulang belakang, dan diharapkan dalam beberapa tahun ke depan, dapat melihat tahap uji klinis penyakit penyakit seperti Cystic Fibrosis, penyakit Al zhaimers, hingga penyakit Diabetes.

Selain itu, penyakit yang telah diterapi dengan sel punca darah tali pusat dan dari sumber sel punca haematopoietic lainnya, seperti sumsum tulang dan darah tepi, yang terus berubah dan berkembang dengan cepat. Misalnya, kanker darah, tumor solid, kelainan darah yang bukan keganasan, kelainan imunodefisiensi, kelainan metabolik dan penyakit lainnya yang sedang diuji klinis seperti HIV, brain tumor, autism, lupus dan lain sebagainya.

Karenanya, darah tali pusat bayi anda baiknya disimpan di Bank Darah Tali Pusat. Penyimpanan atau isolasi sel punca merupakan tahapan kritis dalam penyimpanan darah tali pusat karena berpengaruh pada jumlah dari sel punca yang dapat diambil atau dipanen dari darah tali pusat. Jumlah sel yang dapat diambil sangat penting karena sel punca yang semakin banyak dapat meningkatkan kesuksesan dari terapi atau tranplantasi.

Di Indonesia terdapat 11 rumah sakit yang diberikan izin oleh pemerintah untuk mengembangkan darah tali pusat. Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nafsiah Mboi menekankan perlunya memberikan perhatian khusus kepada pengembangan sumber daya manusia agar Indonesia memiliki kemampuan dalam melakukan rekayasa sel punca yang dapat bermanfaat bagi kesehatan.

Selain itu, ada perusahaan penyimpanan Bank Darah tali pusat bernama Cordlife dan PT Prodia StemCell Indonesia. Cordlife merupakan bank darah tali pusat swasta pertama di Singapura yang menawarkan teknologi pemrosesan sepax otomatis, buatan swiss, disetujui oleh US FDA dan dapat mengambil sampai 99,46% dari Total Nucleated Cell (TNC) dari darah tali pusat. Ini juga berfungsi sebagai sistem pemrosesan tertutup yang menjamin sterilitas dari darah tali pusat dengan mengurangi paparan pencemaran lewat udara.

Biaya untuk menyimpan darah tali pusat bayi, berkisar Rp11 juta sampai Rp12,5 juta. Ini merupakan biaya di tahun pertama atau proses awal. Untuk biaya penyimpanannya, dikenakan biaya Rp1,5-Rp2  juta per tahun. Lama penyimpanan stem cell itu, terserah pihak keluarga. Yang pasti, rata-rata penyimpanan sel punca ini sampai si anak berusia dewasa.

Penyimpanan darah tali pusat anak ini merupakan tindakan preventif untuk kesehatan anak dan keluarga. Sayang, biaya dikeluarkan cukup merogoh kocek. Untuk kesehatan, sebenarnya tidak perlu mahal. Caranya, menerapkan dan mengajarkan pola hidup sehat sejak dini kepada anak cucu kita.

Ageng Wuri RA

Editor : M. Yamin Panca Setia
 
Sainstek
01 Nov 23, 11:46 WIB | Dilihat : 940
Pemanfaatan Teknologi Blockchain
30 Jun 23, 09:40 WIB | Dilihat : 1170
Menyemai Cerdas Digital di Tengah Tsunami Informasi
17 Apr 23, 18:24 WIB | Dilihat : 1431
Tokyo Tantang Beijing sebagai Pusat Data Asia
12 Jan 23, 10:02 WIB | Dilihat : 1580
Komet Baru Muncul Pertama Kali 12 Januari 2023
Selanjutnya
Polhukam
19 Apr 24, 19:54 WIB | Dilihat : 226
Iran Anggap Remeh Serangan Israel
16 Apr 24, 09:08 WIB | Dilihat : 321
Cara Iran Menempeleng Israel
Selanjutnya