Transportasi Tua

Laju Bemo di Tepi Zaman

| dilihat 3871
 
JAKARTA, AKARPADINEWS.COM | Becak Motor atau bemo  masih menjadi transportasi andalan sebagian masyarakat Jakarta. Kehadiran angkutan massal beroda tiga itu pernah digeser oleh kemunculan Angkutan Pengganti Bemo (APB). Tak bergeming, bemo mampu bertahan melawan arus zaman.
 
Lampu lalu lintas di persimpangan jalan Salemba Raya yang semula merah, berganti kuning, kemudian hijau. Kerumunan kendaraan mulai berpacu berebut lintasan terdepan. Di antara kerumunan itu, terselip kendaraan beroda tiga, khas dengan moncongnya yang penyok di sana-sini. 
 
Ternyata penumpang yang berjajar di depan halte St. Carolus, telah menantinya. Tak menunggu lama kursi penumpang di bagian belakang langsung terisi. Bemo pun melaju.
 
“Lebih irit naik bemo. Kita enggak perlu tukar angkutan lagi kalau ke arah Manggarai,” ujar Setyawati, 40 tahun.
 
Menurut karyawati di sebuah perusahaan swasta ini, bemo menempuh jarak yang lebih cepat. Tak seperti mikrolet atau minibus yang kerap berhenti lama menunggu lalu mengangkut penumpang. Bemo punya penumpang setia. “Kebanyakan penumpangnya menunggu di depan RS Cipto Mangunkusumo dan St. Carolus,” ujarnya.
 
Selain itu, Setyawati punya kesan tersendiri dengan kendaraan yang kerap diidentikan dengan pelawak Dono Warkop DKI, “selain bentuknya unik, juga terasa romansa jadulnya (zaman dulu-red)”.
 
Awal dekade 70-an bemo mulai membanjiri jalanan ibu kota. Kala itu Safrudin yang baru berusia 18 tahun memulai kariernya sebagai pengemudi bemo. Udin, begitu ia disapa, mengambil rute Manggarai-Matraman. Ia masih ingat betul bemonya kala itu hasil produksi Daihatsu Midget MP dengan setir bundar.
 
 “Bedanya, sekarang banyak yang udah comot sana-sini,” ujar Udin. “Masalahnya kan onderdilnya susah kalo masih pakai mesin yang dulu”.
 
Sekilas bemo memang terlihat tua dan jauh dari penumpang. Anggapan itu tak sepenuhnya benar. Menurut Udin, “justru karena penumpangnya masih ada, makanya saya masih narik bemo”. Udin tetap melaju walau segudang masalah menerpanya. Mulai dari remeh-temeh masalah teknis di jalan sampai perijinan.
 
Sejatinya Instruksi Gubernur DKI Jakarta No 33, 26 Januari 1996, melarang bemo beroperasi, namun Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaya Purnama (kini Gubernur DKI red), berucap bahwa pemerintah provinsi tidak bisa menghentikan bemo beroperasi dan akan membiarkan alat transportasi beroda tiga itu hilang secara alami.
 
"Kita enggak bisa ngabisin mereka semua, mereka masih beroperasi kok di Benhil dan Pasar Baru," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, beberapa waktu lalu, dilansir media.  
 
Angkutan Pengganti Bemo (APB) telah ditunjuk untuk memenuhi rute-rute pendek yang biasa dilalui bemo. Bukannya terdesak dan menepi, bemo justru deras melaju. Hingga kini tercatat ada beberapa wilayah yang masih dilalui bemo. Wilayah Manggarai, Pademangan, dan Bendungan Hilir tetap setia dilewati bemo.
 
Hanya saja di musim hujan seperti sekarang ini, pengemudi bemo harus ekstra sabar.Pasalnya, kendaraan ini tak tahan dengan terpaan air hujan, ia akan sering mogok. Pengemudi bemo akan rehat, sampai cuaca dinilai aman bagi bemonya. 
 
Dengan segala masalah yang ada, udin tetap ingin mengemudi bemo hingga akhir hayatnya. “Kenangannya yang mahal. Memang kalau bicara uang, kadang hanya cukup untuk makan,” ungkapnya. “Saya juga berharap agar bemo tetap ada. Kalo bisa jadi ikon Jakarta”. |Dirga Adinata, Penulis Lepas.
Editor : Nur Baety Rofiq
 
Ekonomi & Bisnis
12 Mar 24, 10:56 WIB | Dilihat : 276
Nilai Bitcoin Capai Rekor Tertinggi
02 Mar 24, 07:41 WIB | Dilihat : 139
Elnusa Bukukan Laba 2023 Sebesar Rp503 Miliar
Selanjutnya
Budaya
09 Des 23, 08:03 WIB | Dilihat : 634
Memaknai Maklumat Keadaban Akademi Jakarta
02 Nov 23, 21:22 WIB | Dilihat : 784
Salawat Asyghil Menguatkan Optimisme
12 Okt 23, 13:55 WIB | Dilihat : 751
Museum Harus Bikin Bangga Generasi Muda
Selanjutnya