CAIR (Council on American Islamic Relation) mendesak Komite Hadiah Nobel mencabut penghargaan Nobel Perdamaian 2025 dari Maria Corina Machado yang kadung dinilai sebagai pejuang demokrasi Venezauela.
Organisasi hak-hak sipil Muslim Amerika tersebut, juga mendesak peraih Nobel Perdamaian 2025 itu mencabut dukungannya terhadap partai-partai sayap kanan, rasis, dan fasis.
Sejak Jum'at (10/10/25) Organisasi hak-hak sipil Muslim ini terus menyeru, bila Komite Nobel Norwegia akan menabalkan Machado pada Desember 2025 mendatang, maka Machado harus memutus hubungannya dengan Perdana Menteri zionis Israel Benjamin Netanyahu, partainya, dan kelompok-kelompok sayap kanan di Eropa.
Seruan itu sebagai reaksi langsung atas pengumuman Komite Nobel Norwegia di Oslo pada hari Jum'at tersebut. CAIR menyatakan, mereka sangat tidak setuju dengan keputusan Komite Nobel untuk memberikan penghargaan tersebut kepada Maria Corina Machado.
Machado, menurut CAIR telah menyampaikan pidato di konferensi fasis Eropa, termasuk Geert Wilders, Marie Le Pen, dan Viktor Okban yang secara terbuka menyerukan Reconquista baru, yang merujuk pada pembersihan etnis Muslim Spanyol pada tahun 1500-an."
Tidak Pantas
CAIR mendesak komite Hadiah Nobel mempertimbangkan kembali keputusannya, dengan mengatakan bahwa keputusan memilih Machado, komite telah merusak reputasi mereka sendiri.
"Seorang fanatik anti-Muslim dan pendukung fasisme Eropa tidak pantas disebut bersama orang-orang seperti Dr. Martin Luther King Jr., dan para pemenang Hadiah Nobel Perdamaian lainnya yang layak," ungkap CAIR dalam sebuah pernyataan.
"Hadiah Nobel Perdamaian seharusnya diberikan kepada individu yang telah menunjukkan konsistensi moral dengan berani memperjuangkan keadilan bagi semua orang, bukan kepada politisi yang menuntut demokrasi di negaranya sendiri sambil mendukung rasisme, kefanatikan, dan fasisme di luar negeri," tambah mereka.
Machado mendukung Partai Likud pimpinan Netanyahu dan menulis surat kepadanya pada tahun 2018, memintanya untuk membantu menggulingkan Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Machado juga menyatakan, "Perjuangan Venezuela adalah perjuangan Israel."
Machado juga tampil di televisi Israel untuk mengadvokasi pemulihan hubungan antara Venezuela dan Israel. Pada tahun 2020, Machado menandatangani perjanjian kerja sama dengan Partai Likud pimpinan Benjamin Netanyahu dalam isu-isu politik, ideologis, dan sosial, serta memajukan isu-isu terkait strategi, geopolitik, dan keamanan.
Bersama para sekutunya dari Partai Likud, awal tahun ini, Machado berpartisipasi dalam pertemuan puncak ultra-nasionalis 'Patriot untuk Eropa,' mereka mempromosikan diri sebagai pejuang garis depan dalam pertempuran untuk 'peradaban Barat.'
Salah satu slogan paling menonjol di konferensi sayap kanan ini adalah 'Reconquista,' merujuk pada upaya militer Eropa untuk menghambat pengaruh Islam, yang mencakup pemaksaan pindah agama massal muslim di tengah pembantaian dan pemindahan penduduk sipil untuk mencapai tujuan ini. | jeanny
Artikel Terkait : Maria Corina Machado Bukan Pejuang Demokrasi