Perang Iran versus Israel

Serangan Balasan Iran Akan Lebih Keras

| dilihat 274

Jum'at (13/6/25) dinihari, kala penduduk Iran masih lelap tertidur, penduduk yang tinggal di Teheran dan sekitarnya dikejutkan oleh dentuman rudal yang diluncurkan zionis Israel secara tiba-tiba.

Karena diserang secara tiba-tiba, Iran membalas serangan tersebut dengan meluncurkan 100 pesawat tanpa awak ke Israel, yang sebagian berhasil mengecoh pertahanan udara Israel yang dianggap paling kuat.

Serangan balik Iran berhasil mengguncangkan ibu kota Israel, Tel Aviv, juga kota Haifa dan beberapa kota lain yang menjadi basis pertahanan Israel. Gelombang serangan udara Iran sangat berbeda dengan serangan yang dilakukan Israel. Gelombang serangan udara Iran mengandalkan teknologi hasil inovasi para ilmuwan mereka.

Akan halnya serangan udara Israel, relatif masih menggunakan cara muslihat, melalui teknik spionase yang mereka lakukan untuk mengintip kelemahan Iran.

Para kaki tangan spionase Israel (Mossad) terdiri dari warga Iran yang berhianat karena tidak puas dengan pemerintahan, sejak berlangsung revolusi dan berdirinya Republik Islam Iran yang dipimpin oleh Ayatullah Khomeiny.

Republik Islam Iran berdiri menyusul jatuhnya rezim Shah Mohammad Reza Pahlavi pada bulan Januari 1979, diperkuat oleh hasil referendum (1 April  1979) yang didukung oleh sebagian besar rakyat, sehingga merontokkan pemerintahan monarki.

Gelombang serangan udara Israel disusul oleh berbagai aksi teror yang dilakukan oleh para penghianat yang menjadi agen-agen spionase. Mereka, bahkan disebut dalam berbagai informasi, telah mendirikan pangkalan pesawat nir awak jauh di dalam wilayah Iran.

Salah Hitung tentang Iran

Dari para agen spionase inilah, Israel memetakan sasaran, khasnya situs-situs nuklir yang sensitif. Kemudian para petinggi zionis Israel, khasnya Perdana Menteri Benjamin Netanjahu memutuskan operasi bertajuk 'Rising Lion.' Tujuan operasi ini adalah menghancurkan Iran yang dipandang sebagai pelindung utama para pejuang Palestina.

Para penghianat yang menjadi kaki tangan zionis Israel, ini sangat dipercaya, karena informasi yang mereka berikan sangat akurat, sehingga Israel mampu menewaskan para pejuang Palestina di wilayah Iran.

Serangan udara Israel kali ini disebut sebagai serangan udara terbesar sejak beberapa masa mutakhir. Sasaran utamanya adalah menghancurkan program nuklir Iran. Dimulai dengan menyasar dan menewaskan beberapa ilmuwan nuklir dan para tokoh militer senior. Bahkan, menewaskan warga sipil, tanpa kecuali kaum perempuan dan anak-anak.

Para petinggi militer Israel menggerakkan serangan mendadak kepada Iran kali ini, relatif sama dengan apa yang mereka lakukan atas Gaza. Mereka terkesan abai dan nampak tak cukup matang dalam menghitung Iran yang dipilihnya sebagai musuh utama.

Para petinggi zionis Israel merasa di atas angin, karena Iran merupakan musuh bersama negara-negara anggota persekutuan militer NATO (The North Atlantic Treaty Organization), yakni Amerika Serikat dan 30 negara di Eropa -- seperti Perancis, Inggris, Jerman, dan lain-lain.

Mereka abai, bahwa Iran, meskipun dikepung oleh embargo ekonomi dan diblokade secara militer, mampu bertahan dan menunjukkan kemandirian dan ketangguhannya sebagai negara dan bangsa berdaulat.

 Irak Diminta Lebih Waspada

Presiden Iran, Masoud Pezeshkian bersumpah akan membalas gelombang serangan udara Israel secara lebih keras dan menyakitkan. Iran tak akan berhenti menyerang, sampai Israel menghentikan serangannya.

Pazeshkian mengeluarkan peringatan tersebut kala melakukan komunikasi telepon dengan Perdana Menteri Irak, Mohammed Shia Al-Sudani pada Ahad (15/6/25) malam. Dalam percakapan yang diawali dengan ungkapan apresiasi kepada Al-Sudani atas dukungan dan solidaritasnya kepada rakyat dan pemerintah Iran.

Presiden Iran tersebut, lantas meminta pemerintah Irak untuk lebih waspada terhadap perbatasan dan wilayah udaranya, agar tidak disalahgunakan Israel dan sekutunya untuk menyerang Iran. Dia mengemukakan, bahwa agresi Israel terhadap Iran, dilakukan dengan menggunakan wilayah udara dan wilayah negara sahabat.

Dia juga mengemukakan, bahwa membiarkan wilayah udara yang menguntungkan zionis Israel merupakan manifestasi tindakan kriminal dan agresif rezim zionis Israel. Sekaligus mengabaikan hukum dan norma internasional.

Pezeshkian menyatakan, Iran tidak memulai perang. Namun, bersikap tegas atas agresi zionis Israel. Dia mengatakan, bahwa "balasan yang lebih menyakitkan dan menghancurkan dari Iran akan menghunjam Israel, jika Israel terus melakukan agresinya.

Irak Mengutuk Serangan Israel

Presiden Iran, ini juga menyerukan negara-negara Muslim (dan berpenduduk muslim terbesar) untuk melawan pelanggaran hukum dan agresi Israel yang dilakukan secara terang-terangan, dengan tekad bulat di semua tingkatan di forum internasional.

"Setiap negara yang benar-benar menginginkan perdamaian, keamanan, dan stabilitas harus menghadapi agresi rezim Zionis," tegas Pezeshkian.

Perdana Menteri Irak, Al-Sudani menanggapi sikap Presiden Iran, menyatakan mengutuk keras agresi Israel, seraya menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban.

"Respons Iran merupakan pembelaan yang sah atas integritas teritorialnya dan respons yang tegas terhadap rezim yang didasarkan pada pendudukan, kejahatan, dan pelanggaran," kata Al-Sudani.

Mengacu pada penggunaan wilayah udara Irak, Al-Sudani menyatakan bahwa Baghdad telah mengajukan pengaduan resmi kepada Dewan Keamanan PBB terkait hal ini, dengan menjanjikan bahwa pengendalian perbatasan dan wilayah udara Irak akan diupayakan lebih serius.

Irak masih memilih jalan prosedural, mengadu kepada Dewan Keamanan PBB. Jalan ini, tentu akan menghadapi hambatan dari beberapa negara anggota tetap Dewan Keamanan, khasnya dari negara-negara anggota NATO yang mendukung zionis Israel.

Hak Iran atas Energi Nuklir

Di kesempatan lain, di hadapan Sidang Parlemen Iran pada Senin (16/6/25), Presiden Iran Pezeshkian menegaskan kembali bahwa Iran tidak pernah mencari musuh atau memulai perang, tidak mencari kekuasaan, kekerasan, atau dominasi.  Iran justru mempromosikan persaudaraan dan solidaritas dengan semua negara Islam.

Kepada rakyat Iran, Presiden Masoud Pezeshkian menyerukan untuk bersatu dan bersikap tegas terhadap segala bentuk agresi. “Kita bukan agresor. Saat ini, lebih dari sebelumnya, kita membutuhkan persatuan dan solidaritas. Semua rakyat Iran harus bergandengan tangan dan bersikap tegas terhadap agresi.”

Menekankan komitmen Iran terhadap negosiasi, Presiden Pezeshkian mengatakan pihak lain mengklaim bahwa Iran tidak boleh memperoleh senjata nuklir, meskipun Iran sama sekali tidak berniat menggunakan senjata tersebut.

"Iran memiliki hak atas energi nuklir yang damai dan penelitian untuk kemajuan masyarakatnya, dan tidak ada entitas yang secara hukum dapat merampas hak Republik Islam ini," katanya.

Ia menegaskan kembali bahwa rakyat Iran tetap teguh dalam menegakkan hak ini dan tidak akan diintimidasi oleh kekuatan mana pun. "Amerika Serikat menggunakan cara-cara intimidasi dan dengan melanggar norma-norma internasional, dengan membiarkan Israel menginvasi dan menyerang Iran," kata Pezeshkian.

Iran tidak pernah mencari perang, juga tidak pernah memulai perang apa pun, tegasnya, seraya menambahkan bahwa Teheran tidak mencari kekuasaan, kekerasan, atau dominasi, melainkan mempromosikan persaudaraan dan solidaritas dengan semua negara Islam.

Iran Terus Membela Diri

Israel, tegas Pezeshkian, berusaha untuk menghancurkan umat Muslim satu per satu dan kemudian memaksakan ambisi jahatnya kepada mereka. Itulah sebabnya saat ini, semua negara Islam harus bersatu, bergandengan tangan.  

Dalam pesan terpisah, Pezeshkian mengatakan, “Kami tidak pernah — dan tidak akan pernah — menjadi agresor. Namun, kami berdiri teguh, bergandengan tangan, melawan penjahat biadab ini.” Ia menambahkan, bahwa sebagaimana rakyat Iran yang tercinta menghadapi cobaan ini dengan ketahanan, pemerintah juga berusaha sekuat tenaga untuk memastikan tidak ada gangguan pada kehidupan sehari-hari mereka.

Seirama dengan pernyataan Presiden Iran, sebagaimana diberitakan kantor berita IRNA, juru bicara Kementerian Luar Negeri Esmaeil Baqaei telah mengingatkan negara-negara anggota PBB tentang tanggung jawab mereka untuk menangani agresi Israel.

Baqaei (Senin, 16) memperingatkan, bahwa pernyataan dua sisi yang membenarkan serangan terhadap suatu negara adalah kemunafikan. Baqaei meminta negara-negara untuk bertindak, jika "mereka benar-benar percaya pada prinsip-prinsip yang diabadikan dalam Piagam PBB serta aturan hukum dan keamanan kolektif."

Dikatakannya, Iran akan terus membela diri dengan sekuat tenaga terhadap "agresi rezim penjajah yang paling jahat," seraya menambahkan, "Hari ini adalah hari keempat pertahanan nasional kita."

Baqaei menjelaskan kejahatan zionis Israel sebagai pembunuh atas tokoh-tokoh di bidang sains dan pertahanan, serta warga sipil. Baqaei mengatakan, rakyat Iran diserang dengan senjata, yang sebagian besar dipasok oleh Amerika Serikat, saat mereka sedang tidur dan negara sedang sibuk mempersiapkan hari libur besar. | Jeahan

Editor : delanova | Sumber : berbagai sumber, IRNA
 
Sainstek
19 Feb 25, 19:05 WIB | Dilihat : 1436
Presiden Prabowo Lantik Brian Yuliarto Mendiktisaintek
25 Okt 24, 10:37 WIB | Dilihat : 1514
Maung Garuda Limousine yang Membanggakan
01 Nov 23, 11:46 WIB | Dilihat : 3310
Pemanfaatan Teknologi Blockchain
Selanjutnya
Energi & Tambang