Bagian I

Apple iCar: Mimpi Steve Job di Depan Mata

| dilihat 2397

NICK Bilton, kolomnis The New York Times beberapa waktu berselang mengingatkan semua orang tentang mimpi Steve Jobs ingin membangun Apple iCar. Informasi awal ihwal mimpi Jobs, itu semula mencuat dari Mickey Dexler, salah seorang anggota dewan direksi lama Apple Inc yang dibangun Job dari gudang rumah ayahnya.

Ketika informasi itu mencuat, banyak kalangan yang menyebutnya sebagai gagasan yang terlahir dari mimpi konyol lelaki eksentrik yang keras hati itu. Betapapun, banyak pula kalangan yang menerima gagasan itu sebagai ide ciamik dan relevan dengan sejarah perkembangan Apple Inc yang sempat jatuh bangun.

Dalam gagasan Job, Apple iCar adalah mobil yang mampu melakukan berbagai fungsi. Selain sebagai alat transportasi yang normal dengan mesin dan roda penggerak untuk membawa manusia pergi ke manapun mereka hendak pergi. Termasuk fungsi mobilitas untuk mengangkut barang, mulai dari dari bahan makanan sampai perangkat hobi, seperti stick golf dan lainnya. Pendek kata, Apple iCar adalah mobil yang sebenanrnya sebagai alat transportasi nyata.

Di kepala Job, selain fungsi dasar mobil, Apple iCar juga mempunyai fungsi sebagai perangkat berisi konten konsumsi ‘mind’ dan ‘soul’ manusia penggunanya, seperti musik digital, radio. Audio book, dan beragam fitur. Termasuk perangkat telekomunikasi dan telematika, sehingga pengguna mobil ini tak pernah kehilangan koneksi dengan siapa saja secara elektronis.

Gagasan Job ini sempat menjadi gunjingan. Terutama karena selama ini orang cenderung melihat Apple hanya sebagai perusahaan komputer atau perusahaan produsen elektronik yang memenuhi kebutuhan konsumsi telematika publik. Mereka abai dengan sikap dan pandangan job, bahwa Apple yang didirikannya bersama sejumlah temannya, itu adalah perusahaan yang wilayah bisnisnya begitu luas, dan tak berhenti hanya pada industri gadget semata.

Job menegaskan dalam presentasinya yang memukau, ketika dia kembali lagi ke Apple – setelah sempat tersingkir – Apple adalah perusahaan yang didirikan dan dikelola untuk menyelamatkan dunia dari konsumsi dan komunikasi tatap muka serta segala konten telematika yang mengerikan bagi kehidupan manusia ke depan.

Apple merupakan perusahaan dengan imajinasi luar biasa, membebaskan miliar manusia dari penderitaan buruk sebagai obyek jajahan industri gadget yang kehilangan intuisi. Termasuk membebaskan manusia dari hamba telematika dan proses komunikasi formal yang memindahkan kata-kata menjadi angka-angka. Atau membebaskan miliaran manusia dari jebakan ruang dan waktu dalam menjalankan aktivitas kemanusiaannya. Bahkan melindungi miliaran manusia dari dialektika teknologi, sains, dan nilai-nilai peradaban yang hanya berpandangan jauh ke masa depan, lantas melupakan masa lalu dan dimensi kekinian hidup mereka.

Apple, dalam keyakinan Job, adalah perusahaan yang harus mampu membebaskan manusia dari jebakan fantasi atau lambungan ilusi modernitas dan bahkan post modernisme, keluar dari lambungan format post industrial society.

Sejarah Apple Inc sudah membuktikan bagaimana produk yang dihasilkannya membebaskan miliaran manusia dari jebakan perangkat komputer kikuk IBM PC DOS dengan beragam baris perintah, seperti user interface.

Apple iCar adalah mimpi Job di depan mata.

Dari film tentang Job, kita mafhum, bagaimana ketika itu, Job dan kawan-kawan harus meyakinkan masyarakat, terutama distributor komputer IBM dengan mengoprak-aprek mesin elektronik game Atari. Lantas memproduksi Lisa dan Mac.

Belakangan Job berkutat dengan invensi lebih sempurna melalui desain komputer yang sangat cepat perkembanannya. Lantas merasuk ke ruang keperluan manusia untuk memanjakan jiwa dan akalnya. Antara lain menyajikan produk yang menolong miliaran penggemar musik dari CD player portabel, walkman, dan pemutar musik digital yang ‘membekap.’ Yakni, ketika Apple meluncurkan produknya berupa iPod.

Apple juga membebaskan miliaran manusia di dunia dari dominasi persaingan perangkat selular (telepon bimbit) yang saling sodok dari dominasi Motorola yang dirambah Nokia, lalu dihambur BlackBerry. Apple lantas memproduksi iPhone. Dan, ketika Microsoft dan Intel berkolaborasi ingin memaksakan miliar manusia dengan Tablet PC berbasis Windows dan Ultra -Mobile PC di dunia , Apple menyelamatkan mereka dengan iPad.

Sebagai Macbeliever dan sejak pertama mengenal komputer adalah keluaran Apple, saya memandang, inovasi dan invensi yang dilakukan Job dan kawan-kawan memang luar biasa. Saya sepakat dengan Mick Elgan yang percaya dan meyakini, bahwa proses interaksi pengguna produk Apple bermula dari pengalaman dan pemahaman tentang TV sebagai pengalaman konsumsi  laksana ‘orang masuk ke dalam lorong’ tanpa alternatif, menjadi konsumsi bebas yang lebih mengagumkan.| [baca: Tribute Istimewa untuk Jobs] | Sem

Editor : N Syamsuddin Ch. Haesy
 
Polhukam
16 Apr 24, 09:08 WIB | Dilihat : 193
Cara Iran Menempeleng Israel
14 Apr 24, 21:23 WIB | Dilihat : 164
Serangan Balasan Iran Cemaskan Warga Israel
05 Mar 24, 04:23 WIB | Dilihat : 423
Tak Perlu Risau dengan Penggunaan Hak Angket DPR
Selanjutnya
Lingkungan
03 Mar 24, 09:47 WIB | Dilihat : 214
Ketika Monyet Turun ke Kota
22 Jan 24, 08:18 WIB | Dilihat : 423
Urgensi Etika Lingkungan
18 Jan 24, 10:25 WIB | Dilihat : 425
Penyakit Walanda dan Kutukan Sumber Daya
06 Jan 24, 09:58 WIB | Dilihat : 396
Pagi Lara di Haurpugur
Selanjutnya