Biro, Penemu Pulpen yang Kurang Dikenal

| dilihat 2681

AKARPADINEWS.COM | TAHUKAH anda dengan sosok yang bernama Ladislao Jose Biro?  Mungkin, sedikit orang yang mengenal sosok tersebut. Dia memang bukan pemikir brilian layaknya filsuf, budayawan, maupun sastrawan yang karya tulisnya bertebaran. Dia juga bukan intelektual yang memiliki segudang pemikiran. Dia bukan pula politisi maupun agamawan yang pandai menebar pesan moral nan bijak.

Biro adalah seorang penemu pena. Mungkin, sebagian besar orang, menganggap pulpen karyanya itu tidak istimewa. Namun, sulit dibantah, karya Biro itu membantu orang-orang hebat dalam mengaktualisasikan karya dan pemikirannya lewat goresan pena. Dan, kini karya-karya mereka tersebar luas seantero jagat dan membuka jendela peradaban dunia.

Kini, pena sudah menjadi kebutuhan vital. Pena menjadi perangkat utama bagi para pelajar dalam menggali ilmu pengetahuan. Pena juga menemani aktivitas manusia, baik saat bekerja maupun aktivitas keseharian lainnya. Alat temuannya Biro itu kini dikenal ballpoint atau disebut pulpen.

Sebelum menemukan pulpen, Biro merupakan seorang wartawan yang banyak mengulas isu ekonomi dan perdagangan di salah satu media cetak di Hungaria. Biro terinspirasi membuat pulpen ketika memperhatikan proses pencetakan koran. Dia melihat, tinta yang digunakan pada proses percetakan itu cukup cepat diserap kertas koran dan cepat mengering.

Melihat hal itu, Biro berpikir jika tinta diaplikasikan dalam alat tulis, maka memudahkan seseorang untuk menulis. Dulu, untuk menulis, seseorang masih menggunakan pena celup. Dalam penggunaannya, pena celup kerap menyisakan masalah, salah satunya tinta yang kadang membuat tulisan berantakan.

Pria kelahiran 29 September 1899 itu pun mencoba tinta tersebut dengan pena celup yang digunakannya untuk menulis. Akan tetapi, pena yang digunakannya tidak dapat menyerap tinta tersebut dengan baik.

Agar mendapatkan alat tulis yang sesuai dengan keinginannya, Biro menggandeng saudaranya, yakni Gyorgy Biro, yang merupakan ahli kimia. Duo Biro itu kemudian melakukan beberapa percobaan hingga ditemukan cara efektif untuk menulis dengan tinta yang mudah kering.

Cara tersebut ialah dengan memasang bola kecil dari logam di ujung tempat tinta untuk penanya. Selain memodifikasi alat tulisnya, Biro membuat ulang tintanya sehingga mampu digunakan pada alat tersebut. Setelah berhasil, Biro menamakan alat tulis temuannya dengan nama Stratopen Birome.

Pria asal Budapest, Hungaria itu kemudian memamerkan temuannya pada acara Budapest International Fair tahun 1931. Lalu, pada tahun 1938, Biro mematenkan produknya sebagai inovasi hasil karyanya.

Sialnya, dua tahun setelah mematenkan karyanya, Biro dan seluruh keluarganya terpaksa meninggalkan Hungaria. Sebab, kala itu terjadi Perang Dunia II dan pasukan Nazi tengah memburu para Yahudi yang ada di Eropa. Sebagai keluarga Yahudi, keluarga besar Biro pun mengungsi ke Argentina.

Meski perang memaksanya hengkang dari tanah kelahirannya, ternyata perang juga membawa berkah baginya. Sebab, pulpen temuannya itu menarik perhatian The Royal Air Force atau Angkatan Udara Inggris. Pasukan militer udara Inggris itu memesan sebanyak 30 ribu pulpen untuk digunakan para serdadu di setiap markas militernya.

Angkatan Udara Inggris memesan pulpen dengan jumlah banyak karena membutuhkan alat tulis yang portabel sehingga tidak membuat catatan mengenai strategi peperangan menjadi belepotan sehingga sulit dipahami. Sejak itulah, Biro kian terkenal. Produknya merambah pasar luas, makin banyak digunakan berbagai instansi, baik pemerintah maupun swasta.

Dari negeri Tango, Biro kian massif memasarkan produknya secara komersil di tahun 1944. Produk pertamanya dinamakan Eterpen. Semakin lama, pulpen Biro pun tersebar ke seluruh dunia seperti Inggris, Irlandia, Australia, dan Italia. Nama Biro pun diplesetkan menjadi nama pulpen.

Tahun 1945, Marcel Bich membeli hak paten pulpen Biro dan mendirikan perusahan swasta pertama yang lini produknya pulpen Biro. Perusahaan itu bernama Bic. Produk pulpen yang pertama dijual Bic bernama Bic Cristal Biro. Nama Biro mencantol dibelakang produk tersebut sebagai bentuk penghormatan kepadanya.

Dari setiap penjualan produk itu, Biro mendapatkan royalti yang sepadan sehingga dapat hidup makmur di Argentina. Tak hanya itu, keberhasilan Biro melahirkan pulpen membawa dampak positif kepada Argentina. Karena, tiap penjualan produk itu mampu mensejahterakan masyarakat Argentina. Itu dilakukan sebagai balas budi Biro kepada rakyat Argentina.

Karenanya pula, Argentina menjadikan ulang tahun Biro, yakni 29 September, sebagai Hari Inovator. Ditetapkannya hari tersebut bertujuan untuk mengenang jasa Biro dan mendorong masyarakat Argentina untuk mencontoh kerja cerdas Biro sehingga mampu melahirkan inovasi seperti pulpen. Hingga Biro meninggal Buenos Aires pada tahun 1985, namanya melekat di hati masyarakat Argentina.

Apa yang dilakukan Biro memang tidak besar. Tetapi, temuannya itu berdampak besar karena saat ini seluruh warga dunia menulis dengan menggunakan pulpen. Tanpa pulpen, mungkin saat ini masyarakat dunia masih menggunakan pena celup untuk menulis di atas kertas. Akibatnya, tidak semua karya tulis dari para pemikir, yang kaya referensi pengetahuan, dapat abadi hingga sekarang.

Pelajaran yang dapat dipetik dari usaha Biro adalah jangan pernah menyepelekan hasil karya seseorang, meski nilainya kecil. Karena, tidak mustahil, karya sekecil apapun yang ditorehkan seseorang, bisa berdampak besar bagi kehidupan manusia, seperti halnya yang dikreasikan Biro. Atas jasa itulah, Google membuat doodle Biro pada tanggal 29 September 2016 sebagai bentuk pernghormatan pada sang penemu Pulpen yang tak begitu dikenal masyarakat luas. | Muhammad Khairil

Editor : M. Yamin Panca Setia | Sumber : The Telegraph/The Independent/Mirror/Silicon Republic/LA Times/Bic World
 
Humaniora
24 Mar 24, 15:58 WIB | Dilihat : 98
Isyarat Bencana Alam
16 Mar 24, 01:40 WIB | Dilihat : 515
Momentum Cinta
12 Mar 24, 01:26 WIB | Dilihat : 524
Shaum Ramadan Kita
09 Mar 24, 04:38 WIB | Dilihat : 444
Pilot dan Co Pilot Tertidur dalam Penerbangan
Selanjutnya
Budaya
09 Des 23, 08:03 WIB | Dilihat : 633
Memaknai Maklumat Keadaban Akademi Jakarta
02 Nov 23, 21:22 WIB | Dilihat : 781
Salawat Asyghil Menguatkan Optimisme
12 Okt 23, 13:55 WIB | Dilihat : 750
Museum Harus Bikin Bangga Generasi Muda
Selanjutnya