Mobil lipat EOSCC2

Si Kepiting Yang Piawai Nyempil

| dilihat 2125

AKARPADINEWS.COM| JUMLAH kendaraan yang terus bertambah, tanpa diimbangi perluasan jalur transportasi menjadi sumber masalah kemacetan lalu lintas di kota-kota besar di banyak negara.

Membludaknya kendaraan juga mengakibatkan sulitnya pengendara mencari lahan parkir tatkala berada di tempat-tempat keramaian. Masalah itu yang kemudian mendorong Pemerintah Jerman menciptakan sebuah mobil berukuran minimalis dan dapat dilipat. Namanya: EO Smart Connection Car 2 (EOSCC2). Mobil ini merupakan pengembangan dari mobil mini canggih sebelumnya, yakni EO Smart Connection (EOSCC), yang dibuat pada tahun 2012.

Mobil mungil hasil pengembangan divisi Robotic Innovation Center (RIC) Pusat Riset Teknologi Jerman (DFKI) yang digerakan dengan energi listrik itu mampu menyesuaikan diri terhadap keterbatasan lahan parkir. Soal kecepatan, EOSCC mampu menjangkau hingga 70 kilometer per jam.

Dengan menggunakan energi listrik, mobil ini mampu menyesuaikan ukurannya. Saat berada di tempat parkir yang padat dan sempit, mobil itu bisa dikecilkan ukurannya, disesuaikan dengan tempat parkir yang tersedia.

Timo Birnschein, Project Manager Pengembangan EOSCC mengatakan, mobil ini dapat mengurangi panjangnya hingga 80 cm sehingga mampu menempati ruang sempit. “Mobil ini dapat memendekkan ukurannya hingga lebih pendek dari sebuah sepeda motor,” ujarnya seperti dilansir dari BBC, Jumat (8/5) lalu.

Mobil yang pengembangannya disponsori oleh Kementrian Transportasi dan Infrastruktur Digital Jerman ini juga memiliki fitur yang memudahkannya “nyempil” di antara padatnya mobil yang terparkir di lahan parkir. Empat roda mobil ini juga dapat berotasi 360 derajat sehingga memungkinkan rodanya dapat berjalan menyamping, berjalan layaknya kepiting. Dengan kelebihannya itu, mobil dapat leluasa menempati lahan parkir yang sempit, tanpa harus bermanuver.

Mobil ini mampu menyusup ke ruang-ruang parkir yang sempit dengan berjalan layaknya kepiting itu karena dilengkapi dengan sensor. Dengan begitu, mobil itu dapat menyesuaikan ukurannya. Birnschein mengatakan, mobil ini sama halnya dengan mobil lainnya. Hanya saja, motor yang ada pada keempat rodanya membuat mobil ini dapat berjalan menyamping. “Seluruh proses dari mode bergerak lurus ke bergerak menyamping membutuhkan proses empat detik,” ujarnya.

EOSCC ini dikembangkan memang untuk mengakali mulai menyempitnya lahan parkir yang ideal. Meski didesain untuk kepentingan pribadi, mobil ini juga dapat menjadi kendaraan layaknya sepeda yang telah digunakan di beberapa negara di Eropa. Bisa saja mobil ini dioperasikan sebagai transportasi umum dengan sistem rental layaknya rental sepeda.

Birnschein berpendapat, mobil dengan kapasitas dua bangku ini sangat nyaman digunakan. “Mobil ini sudah hampir siap untuk diluncurkan ke pasaran, hanya saja masih ada beberapa hal yang perlu disesuaikan agar sesuai dengan ketentuan lalu lintas,” tuturnya. Selain itu, Birnschein menjelaskan, meski sudah nyaman ada beberapa kendala yang berkaitan dengan teknologi canggihnya yang harus disempurnakan.

Kendala lain dalam pengembangan mobil ini, menurut Birnschein, karena desain ini dikembangkan bukan oleh pabrikan mobil, maka ada keengganan dari pihak pabrikan untuk mengembangkannya. “Kebanyakan pabrikan mobil tidak akan mau membeli konsep seperti ini bila mereka tidak mengembangkan teknologinya sendiri,” paparnya.

Meski demikian, Birnschein optimis, pengembangan mobil ini akan terus dikembangkan. Dia mengibaratkan, sama halnya dengan perkembangan awal ponsel pintar (smartphone) yang banyak menyangsikan. Namun, alat komunikasi itu menjadi bagian dari gaya hidup dan kebutuhan primer penduduk dunia saat ini.

“Perihal mobil canggih akan bernasib sama layaknya ponsel pintar. Mungkin sepuluh tahun lagi kita akan melihat mobil canggih yang diproduksi oleh beragam pabrikan ternama. Misalnya, nanti kita akan melihat Mercedes S Class dengan teknologi canggih,” ujar Birnschein. Untuk itu, Birnschein dan timnya berencana menambah beberapa fitur baru untuk purwa-rupa selanjutnya, salah satunya ialah fitur berkendara otomatis dan parkir otomatis.

Mobil lipat yang dikembangkan oleh Birschein dan tim RIC merupakan sebuah inovasi yang muncul disebabkan pertumbuhan kota-kota metropolitan di dunia, khususnya Jerman. Dengan berpikir cara atau solusi untuk mengakali lahan parkir yang kian menyempit, maka lahirlah ide membuat mobil yang mampu menyusutkan ukurannya. Hal itu menunjukkan teknologi kian berkembang sejalan dengan perkembangan manusianya. Bisa saja, suatu saat di masa depan, mobil mungil nan ringkas ini akan berjalan-jalan di kota-kota yang ada di Indonesia. Pengembangan teknologi mobil ringkas oleh Pemerintah Jerman ini perlu dicontoh oleh Pemerintah Indonesia.

Muhammad Khairil

Editor : M. Yamin Panca Setia
 
Lingkungan
03 Mar 24, 09:47 WIB | Dilihat : 219
Ketika Monyet Turun ke Kota
22 Jan 24, 08:18 WIB | Dilihat : 433
Urgensi Etika Lingkungan
18 Jan 24, 10:25 WIB | Dilihat : 432
Penyakit Walanda dan Kutukan Sumber Daya
06 Jan 24, 09:58 WIB | Dilihat : 401
Pagi Lara di Haurpugur
Selanjutnya
Polhukam
19 Apr 24, 19:54 WIB | Dilihat : 101
Iran Anggap Remeh Serangan Israel
16 Apr 24, 09:08 WIB | Dilihat : 253
Cara Iran Menempeleng Israel
14 Apr 24, 21:23 WIB | Dilihat : 273
Serangan Balasan Iran Cemaskan Warga Israel
Selanjutnya