Kabar Jiran

Sultan Ibrahim Negeri Johor Raja Malaysia ke 17

| dilihat 279

KUALA LUMPUR | Sultan Johor Darul Ta'zim, Sultan Ibrahim telah terpilih sebagai Yang di-Pertuan Agung (YDPA) - Raja Malaysia ke 17 pada proses pemilihan dalam Musyawarah Khas Majelis Raja-raja Melayu ke 263 di Istana Negara, Jum'at - 27 Oktober 2023.

Yang di-Pertuan Agong Malaysia ke 17 tersebut akan dilantik pada 31 Januari 2024 untuk memerintah selama 5 (lima) tahun. Musyawarah khas tersebut juga memilih kembali Sultan Perak, Sultan Nazrin sebagai Timbalan Yang di-Pertuan Agong untuk masa kuasa yang sama.

Sultan Ibrahim menggantikan YDPA ke 16, Sultan Abdullah (Pahang) yang akan berakhir masa kuasanya pada 30 Januari 2024. Sultan Abdullah adalah suami Raja Permaisuri Agung, Tunku Hajah Azizah Aminah Maimunah Iskandariah, adik kandung Sultan Ibrahim. Sultan Ibrahim dan Tunku Azizah adalah putera puteri Sultan Johor Almarhum Al-Mutawakkil Alallah Sultan Iskandar Al-Haj.

Pengumuman hasil pemilihan tersebut disampaikan oleh Tan Sri Syed Danial, Penyimpan Mohor Besar Raja-Raja Melayu. Menurut Tan Sri Syed Danial, proses pemilihan Yang di-Pertuan Agong (Raja) Malaysia ke 17 tersebut, dipimpin oleh Sultan Terengganu Darul Iman, Sultan Mizan Zainal Abidin (Yang di-Pertuan Agong Malaysia ke 13) . Musyawarah dihadiri oleh para raja Melayu, kecuali Sultan Perlis dan Sultan Kelantan yang berhalangan.

Hasil pemilihan Yang di-Pertuan Agong dan timbalannya tersebut sudah disampaikan kepada Speaker Dewan Rakyat dan Yang di-Pertua Dewan Negara, serta Perdana Menteri Malaysia X.

Sultan Ibrahim berusia 64 tahun, dilahirkan pada 22 November 1958. Ia menikah dengan Permaisuri Raja Zarith Sofiah. Ia merupakan perwira Tentara Diraja Malaysia yang sangat terlatih. Situs penobatannya sebagai Sultan Johor menyebutkan, Sultan Ibrahim belajar di Sekolah Hukum dan Diplomasi Fletcher - Boston, Amerika Serikat.

Terkenal sebagai penggagas konsep etnik Bangsa Johor yang multi ras, Sultan Ibrahim dikenal sebagai sultan yang karib dan sangat peduli kepada rakyatnya. Rakyat Johor merasakan kelembutan dan kepeduliannya, karena ia sering berada di tengah rakyatnya dengan penampilan sederhana.

Pada dirinya, sebagaimana selama ini tercermin pada Sultan Abdullah dan Raja Permaisuri Azizah, prinsip 'Raja dan rakyat berpisah tiada' terwujud. Sultan Iskandar, ayahnya, mendidik Sultan Ibrahim dan anak-anaknya selalu peduli dan memberi perhatian dan layanan khas kepada rakyat. Sikap dan kepribadian demikian juga dialirkan kepada anak-anaknya.

Sebagai Sultan Johor, Sultan Ibrahim dan keluarga, selalu berada di tengah rakyatnya dalam keadaan susah dan senang. Ia selalu terlihat berada di tengah rakyat Johor setiap kali tertimpa musibah - kemalangan, seperti saat banjir. Juga terlihat bersama rakyatnya di bulan Ramadan - memasak bubur Lambuk atau berada di masjid-masjid dan madrasah kampung.

Meski pada acara-acara resmi tampil dengan segala atribut resmi dan kendaraan mewah, dan mempunyai hartanah di jantung Singapura, ia seringkali terlihat mengendarai sepeda motor sendiri saat mengunjungi rakyatnya.

"Sultan Ibrahim merupakan pemimpin yang sungguh menjadi payung pelindung bagi rakyat," ungkap Aishah, Wanita Ikon Negeri Johor. Aishah menyebut program "Kembara Mahkota Johor" yang dilakukan setiap tahun oleh Sultan untuk mengnjungi rakyatnya.

Terpilihnya Sultan Ibrahim sebagai YDPA ke 17 sudah diduka oleh wartawan senior Sabaruddin Sabri. "Selain bijak dan sering terlihat ada bersama rakyatnya, Sultan Ibrahim juga seorang pemimpin yang tegas," ungkap Sabar.

Dari penelusuran akarpadinews.com, Sultan Ibrahim seorang pemimpin yang bicara terbuka dan tegas. Ia mengeritik penyelenggaraan pembangunan oleh pemerintah persekutuan Malaysia atas terbengkalainya beberapa proyek pembangunan di negerinya.

Pada bulan 16 Juni 2022, ketika menyampaikan titah dalam pembukaan persidangan DUN (Dewan Undangan Negeri -  di Indonesia disebut DPRD), ia mengancam, bila Johor dianak-tirikan dalam pembangunan Malaysia, Johor bisa keluar dari persekutuan Malaysia.

Ia juga memperingatkan para politisi Malaysia untuk berhenti bertikai dan meminta mereka mendahulukan kepentingan rakyat dan berkhidmat sepenuh jiwa raga untuk melayani rakyat. Lewat akun instagramnya, Sultan Ibrahim menulis, "A true leader cannot be brought." Pemimpin sejati tidak bisa dibeli.

Ketika politisi Malaysia terus bergaduh di parlemen, Sultan Ibrahim lantang bicara dan  menentang anggota parlemen yang menyebabkan ketidakstabilan politik di negeri jiran itu.

Sultan Ibrahim juga muslim yang ta'at dan menganut paham, islam wasathiah. Islam moderat. Pada tahun 2017, ia memerintahkan sebuah toko laundri yang diduga hanya melayani konsumen “khusus Muslim” untuk berhenti mendiskriminasi non-Muslim.

Sikapnya yang tegas dan berterus terang itulah yang menjadi salah satu sebab, para petinggi politik, termasuk Perdana Menteri memandang penting, sowan kepadanya.

Kecintaan rakyat Johor kepada Sultan Ibrahim, khasnya di pedesaan, lantaran kuatnya sistem relasi clientelisma, yang menjunung tinggi adat resam budaya, bahwa sultan dan keluarga merupakan simbol identitas yang kuat.

Posisi Sultan dalam budaya Malaysia adalah penjaga Islam di negaranya sendiri, sekaligus pelindung agama Islam secara turun-temurun.

Malaysia yang menganut sistem demokrasi parlementer, menempatkan Raja atau Sultan sebagai Kepala Negara dan harus dijunjung tinggi sesuai konstitusi.

Selama masa kepemimpinan Sultan Abdullah, setiap pekan, YDPA memberi waktu khusus kepada Perdana Menteri untuk menyampaikan agenda sidang kabinet. Termasuk memanggil menteri sendiri-sendiri untuk melakukan kontrol atas program masing-masing.

YDPA sebagai raja, selama masa kepemimpinan Sultan Abdullah bahkan turun tangan mengatasi berbagai krisis akibat pandemi Covid 19. Juga turun tangan langsung mengatasi krisis politik.

Sepanjang sejarah Malaysia, di masa kepemimpinan Sultan Abdullah sebagai YDPA ke 16, itulah terjadi pergantian empat Perdana Menteri (Mahathir Mohammad, Muhyiddin Yassin, Ismail Sabri, dan Anwar Ibrahim).

Sultan Ibrahim nampaknya akan fokus memimpin negara Malaysia, karena sejak lama, untuk Negeri Johor, ia sudah memberi peluang kepada puteranya Tunku Ismail sebagai Tunku Mahkota Johor yang menjalankan kepemimpinan sehari-hari. | sharia, haedar

Editor : delanova | Sumber : berbagai sumber
 
Lingkungan
03 Mar 24, 09:47 WIB | Dilihat : 247
Ketika Monyet Turun ke Kota
22 Jan 24, 08:18 WIB | Dilihat : 470
Urgensi Etika Lingkungan
18 Jan 24, 10:25 WIB | Dilihat : 463
Penyakit Walanda dan Kutukan Sumber Daya
06 Jan 24, 09:58 WIB | Dilihat : 436
Pagi Lara di Haurpugur
Selanjutnya
Energi & Tambang