Pokemon yang Mendunia

| dilihat 3159

AKARPADINEWS.COM | POKEMON Go berhasil membius khalayak. Tak sedikit masyarakat yang keranjingan dengan games yang fitur permainannya menggunakan teknologi Global Positioning System (GPS) tersebut.

Namun, di balik fantasinya yang sukses membuat "gila" itu, permainan yang diracik Nintendo dan Nianticslabs itu memiliki beberapa dampak negatif, bahkan berujung tindakan kejahatan yang menelan korban nyawa (Baca: Jangan Keranjingan Main Pokemon).

20 Juni lalu, di Kota Chiquimula, Guatemala, dua anak remaja, Jerson Lopez de Leon dan sepupunya Daniel Moises Picen, tertembak karena bermain Pokemon Go. Insiden penembakan itu masih dalam penyelidikan pihak kepolisian setempat.

Namun, berdasarkan informasi, sebelum terjadinya penembakan, Leon dan Picen tengah berjalan di dekat jalur kereta api. Keduanya berada di lokasi tersebut karena tengah memainkan Pokemon Go.

Lalu, Leon dan Picen diserang pelaku yang belum diketahui identitasnya. Di tempat kejadian perkara (TKP), pihak kepolisian menemukan, sekitar 20 proyektil peluru. Dari keterangan beberapa saksi mata, sebuah mobil van, melarikan diri pasca terdengar suara tembakan.

Akibat serangan itu, Leon meregang nyawa setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit. Sementara Picen, terselamatkan dan masih harus dirawat intensif di rumah sakit.

Insiden penyerangan itu merupakan salah satu dampak negatif dari Pokemon Go. Beberapa fakta lain juga menunjukan jika permainan Pokemon Go membahayakan para pemainnya.

Mereka yang keranjingan Pokemon Go, terkadang tidak memperhatikan situasi dan hanya terfokuskan pada layar ponsel pintarnya. Pokemon Go rupanya memiliki daya tarik adiksi yang cukup  tinggi. Meski harus diakui, berbagai kasus yang terjadi, tidak sepenuhnya karena Pokemon Go.

Hanya saja, permainan itu memang bagian dari franchise Pokemon yang telah lama dikenal. Sebenarnya, sebelum mendunianya permainan itu, Nianticlabs telah menciptakan permainan virtual reality (VR) yang tipe permainannya sejenis dengan Pokemon Go bernama Ingress.

Mekanisme permainannya serupa, yakni menggunakan GPS dan mengharuskan pemainnya bergerak dari satu titik ke titik lainnya. Perbedaannya, pada Ingress, pemainnya tidak diharuskan menangkap hewan virtual apapun seperti dalam Pokemon Go.

Dengan kata lain, permainan itu bisa laku karena berhasil menggabungkan mekanisme permainan Ingress dengan permainan Pokemon yang telah menjadi bagian dari budaya pop dunia.

Kelahiran Pokemon Go terkait dengan pencipta Pokemon, yakni Satoshi Tajiri. Pria asal Jepang itu dapat dikatakan sebagai bapak para Pokemon. Ide utama Tajiri dalam membuat Pokemon berasal dari kenangan masa kecilnya, yang hobi menangkap dan mengumpulkan serangga di musim panas.

Di usia kanak-kanak, Tajiri sering menangkap dan mengumpulkan serangga. Dia begitu senang dan bangga jika berhasil menangkap serangga. Apalagi, bila serangga yang ditangkapnya itu tak dimiliki teman-temannya. Sensasi itu yang ingin disampaikan Tajiri kepada anak-anak di Jepang.

Saat Tajiri beranjak remaja, kegemarannya pun berubah. Dengan lahirnya teknologi video games di era 1980-an, Tajiri mulai menyukai permainan tersebut. Permainan yang menginspirasinya untuk berkecimpung sebagai pencipta video games ialah permaian berjudul Space Invander.

Kecintaannya terhadap video games, mendorong Tajiri membuat sebuah majalah tentang video games bernama Game Freaks pada tahun 1981. Kala itu, Tajiri bertemu dengan Ken Sugimori, seorang komikus, yang menjadi ilustrator di dalam majalah besutannya. Sugimori merupakan orang yang mendesain seluruh karakter dalam permainan Pokemon.

Majalah buatannya itu kemudian menarik perhatian beberapa pengembang video games kala itu dan menjadi gerbang masuk Tajiri dan Sugimori memasuki dunia video games. Pada tahun 1986, majalah besutannya tidak lagi diterbitkan karena Tajiri tengah mendalami ilmu pemograman komputer berbasis konsol video games yang tengah meledak kala itu, yakni Nintendo Famicom.

Selama tiga tahun, yakni tahun 1989, Tajiri dan Sugimori mempelajari bahasa pemograman video games. Lalu, mereka mendirikan perusahaan pengembang video games dengan nama Game Freak. Di tahun yang sama, Tajiri dan Sugimori menelurkan video games besutan pertamanya berjudul Mendel Palace yang dipublikasikan oleh Namco untuk konsol Famicom.

Perusahaan Tajiri dan Sugimori memang belum mampu menghasilkan berbagai macam video games besar kala itu. Beberapa kali mereka memang mendapat proyek dari Nintendo untuk membantu pengembangan video games milik mereka, seperti Mario & Yoshi pada awal 1990-an. Sayang, kondisi Game Freak justru menurun dan hampir bangkrut.

Di tahun 1991, Tajiri melihat peluang baru saat Nintendo memasarkan konsol genggamnya bernama Nintendo Gameboy. Fitur kabel penghubung antarkonsol yang dimiliki Gameboy itu menarik perhatian Tajiri. Karena, dengan kabel tersebut, antarpemain Gameboy bisa saling berinteraksi dan bermain bersama dengan konsol masing-masing.

Tajiri kemudian meminta Sugimori untuk mendesain karakter untuk video games impiannya yang berasal dari kenangan masa kecilnya menangkap dan mengumpulkan serangga. Agar lahir sensasi baru, Tajiri mengambil konsep dari seri televisi Tokusatsui atau pahlawan super Jepang yang tengah meledak saat itu, yakni Ultra Seven yang merupakan salah satu bagian dari franchise Ultraman.

Pada acara televisi itu, protagonisnya menggunakan monster yang ada di dalam sebuah kapsul untuk bertarung. Dengan menggunakan konsep itu, Tajiri dan Sugimori membuat sebuah purwarupa video games berjudul Capsule Monster untuk konsol Gameboy.

Upaya Tajiri dan Sugimori memang tak mulus kala ingin menawarkan ide mereka kepada Nintendo. Beruntung, keduanya bertemu dengan Shigeru Miyamoto, pencipta video games Super Mario Bros. Miyamoto melihat ide itu cukup bagus. Hanya saja masih perlu dipermak sebelum dipasarkan.

Akhirnya, Miyamoto membantu Tajiri dan Sugimori, menyempurnakan konsep video games yang mereka buat. Hingga akhirnya, lahirlah video games Pokemon pertama pada tahun 1996. Nama Pokemon itu sendiri kepanjangan dari Pocket Monster. Pemilihan kata pocket itu didasari kepentingan branding yang disarankan oleh Miyamoto.

Pada tahun itu, tepatnya pada tanggal 27 Februari, Game Freak merilis dua video games Pokemon, yakni Pokemon Red dan Pokemon Green di Jepang. Konsep utama permainan itu ialah menangkap, mengumpulkan, bertarung, dan saling bertukar koleksi hewan virtual di dalam konsol Gameboy.

Kehadiran video games itu langsung menyita perhatian. Publik gamers di Jepang kala itu langsung menyerbu permainan itu. Hal yang paling disukai dari dua tipe permainan itu ialah para pemainnya dapat menangkap dan mengumpulkan total 151 Pokemon, kemudian dikenal sebagai Pokemon generasi pertama.

Untuk dapat melengkapi koleksinya itu, pemain harus bertukar dengan pemain lainnya. Sebab, ada beberapa Pokemon yang hanya ekslusif di dalam salah satu versi games tersebut. Selain itu, hal yang paling disukai para gamers Jepang ialah fitur perubahan Pokemon. Kala itu, fitur tersebut belum menjadi perhatian bagi pengembang video games. Sehingga, fitur itu membuat Pokemon menjadi video games eksklusif dengan fitur perubahan hewan virtual.

Kesuksesan Pokemon Red dan Pokemon Green itu mendorong Game Freak membuat varian baru, Pokemon Blue. Dari segi permainan, Pokemon Blue tidak jauh berbeda dengan dua predesesornya. Perbedaan paling mencolok terdapat pada gambar grafis dan suaranya yang sedikit lebih baik dari pendahulunya.

Keberhasilan video games Pokemon Red, Green, dan Blue menyebabkan Jepang demam Pokemon. Pada 20 Oktober 1996, Nintendo dan Game Freak membuat varian permainan baru Pokemon dalam bentuk kartu koleksi. Peluncuran kartu koleksi itu menambah ketenaran Pokemon dan menginspirasi lahirnya berbagai karya kreatif.

Salah satu yang terinspirasi dari Pokemon ialah komikus Kosaku Anakubo yang menelurkan komik manga dengan judul Pocket Monster. Dalam komiknya, Anakubo memang mengambil tokoh dalam video games Pokemon, yakni Red, dengan Pokemonnya, Clefairy, yang terbit pada November 1996.

Tetapi, Anakubo membingkai komik manga-nya dengan gaya humor. Itu menjadi salah satu contoh alih wahana pertama Pokemon dari bentuk video games ke komik manga.

Selain beralih wahana menjadi komik, Pokemon pun merambah dunia animasi. Pada 1 April 1997, seri animasi Pokemon mengudara di Jepang dengan judul yang sama, yakni Pokemon.

Dalam seri animasi tersebut, mengisahkan perjalanan tokoh utamanya bernama Satoshi, diambil dari nama depan Tajiri, untuk menjadi pelatih Pokemon paling andal. Tokoh utama tersebut memiliki saingan bernama Shigeru yang namanya diambil dari nama Shigeru Miyamoto.

Seri animasi ini pun meledak dan meningkatkan popularitas Pokemon di Jepang hingga Amerika Serikat (AS). Kehadiran animasi tersebut akhirnya menjadi pintu masuk Nintendo Jepang memasarkan Pokemon ke AS. Pada September 1998, Nintendo Jepang secara resmi meluncurkan video games Pokemon Red dan Blue serta seri animasinya ke AS.

Untuk dapat menarik perhatian publik AS, Tajiri dan timnya membuat beberapa perubahan disesuaikan dengan kultur di AS. Salah satu yang diubah ialah penamaan beberapa tokoh dalam franchise Pokemon, baik nama-nama Pokemonnya hingga karakter animasinya.

Bila di Jepang nama Pokemon api yang dapat dipilih pemain ialah Hitokage, maka di AS, namanya berubah menjadi Charmander. Meski berubah, konsep penamaannya dibuat semirip mungkin. Hitokage berasal dari kata Hi yang berarti api dan Tokage berarti kadal. Maka, dalam bahasa Inggrisnya, yakni Charmender berasal dari kata Char yang berarti arang, bila menjadi kata kerja berarti membakar, dan Salamander yang merupakan jenis kadal.

Kedua nama itu berdekatan konsep pemaknaannya sehingga ide dasar Pokemon itu tidak hilang ketika dibawa ke budaya AS. Nama karakter utama seri animasinya pun mengalami perubahan, dari Satoshi menjadi Ash Kecthum, sedangkan Shigeru menjadi Gary.

Meski ada beberapa perubahan nama Pokemon dan karakternya, ada beberapa penamaan yang tidak diubah, seperti Pikachu. Tidak diubahnya penamaan tersebut berkaitan dengan gimik dan pelafalannya yang mudah dilafalkan oleh orang AS.

Kesuksesan Pokemon pun terus berlanjut hingga kini. Sepanjang perjalanan di dunia video games, Pokemon telah hadir di berbagai media dan terus mendulang kesuksesan. Banyaknya penggemarnya membuat Tajiri dan Sugimori terus menelurkan berbagai bentuk dan variasi Pokemon terbaru untuk video games terbarunya.

Dengan penambahan berbagai Pokemon barunya, kini jumlah karakter Pokemon yang telah diciptakan oleh Sugimori mencapai kurang lebih 800 karakter, termasuk 721 Pokemon yang telah resmi dikeluarkannya. Tahun depan, jumlah itu akan bertambah karena Tajiri dan Sugimori akan menelurkan karya terbarunya yang akan diliris pada konsol Nintendo 3DS berjudul Pokemon Sun dan Pokemon Moon.

Kehadiran Pokemon dari tangan Tajiri dan Sugimori telah menjadi fenomena dan terobosan baru di dunia video games. Berbagai produk yang mereka luncurkan selalu berhasil di pasaran. Kini, kehadiran Pokemon Go pun cukup menyita perhatian publik dunia. Sayangnya, pemain Pokemon Go tidak dapat mengatur diri sehingga terlalu terikat dengan permainan tersebut.

Bila permainan itu dapat dibingkai dengan aturan yang lebih jelas dan ketat, mungkin saja permainan Pokemon Go dapat dimainkan dengan sangat aman. Apalagi, permainan itu telah mendobrak stigma bahwa bermain video games tidak sehat.

Karena, dalam permainan Pokemon Go, pemainnya tidak duduk di satu tempat saja, melainkan berkeliling lingkungannya. Mungkin, bila pengaplikasian permainan ini lebih disempurnakan, seperti fitur keamanan bagi pemainnya, maka dapat mengantisipasi dampak negatif. 

Muhammad Khairil

Editor : M. Yamin Panca Setia | Sumber : Fox News/The Sun/Mirror/The Independent/Kotaku/Venture Beat/Rock News 24/Bulbapedia
 
Budaya
09 Des 23, 08:03 WIB | Dilihat : 634
Memaknai Maklumat Keadaban Akademi Jakarta
02 Nov 23, 21:22 WIB | Dilihat : 784
Salawat Asyghil Menguatkan Optimisme
12 Okt 23, 13:55 WIB | Dilihat : 751
Museum Harus Bikin Bangga Generasi Muda
Selanjutnya
Humaniora
24 Mar 24, 15:58 WIB | Dilihat : 102
Isyarat Bencana Alam
16 Mar 24, 01:40 WIB | Dilihat : 517
Momentum Cinta
12 Mar 24, 01:26 WIB | Dilihat : 526
Shaum Ramadan Kita
09 Mar 24, 04:38 WIB | Dilihat : 446
Pilot dan Co Pilot Tertidur dalam Penerbangan
Selanjutnya