Presiden Putin dan Presiden Prabowo, agaknya sedang membangun membangun jejantas hubungan Rusia dan Indonesia. Berbagai hal yang dikemukakan Presiden Prabowo, khasnya tentang 'pilihan keliru' atas neo liberalisme dalam mengadopsi kapitalisme global dalam kebijakan pembangunan, secara tersirat memberi isyarat yang kuat.
Presiden Prabowo terkesan menyamakan frekuensi pikiran terkait praktik pembangunan yang dilakukan Putin di negerinya. Keduanya sama mengangkat persoalan laten, seperti kemiskinan, pengangguran, pangan, energi, dan industri manufaktur.
Presiden Putin mengungkap, tahun 2000 tingkat kemiskinan di Rusia adalah 29 persen, dan sebanyak 42,3 juta orang berada dalam situasi yang memalukan ini. Pada akhir tahun 2024, angkanya bukan lagi 29 persen, melainkan 7,2 persen, dan bukan 42,3 juta orang, melainkan 10,5 juta orang. Ia dan pemerintahannya merencanakan agenda program penurunan kemiskinan hingga menjadi tujuh persen dan kemudian menjadi limapersen.
Selaras dengan itu sejumlah bidang menjadi prioritas dalam. Ia menyebut tentang peningkatan entrepreneurship termasuk mengembangan universitas entreprenur dan peningkatan profesional yang paralel dengan peningkatan mobilitas tenaga kerja. Di sisi lain juga meluaskan invesrtasi terkait dengan otomatisasi dan robotika. Ia juga memprioritaskan industri pariwisata, selain menyiapkan program perpajakan.
"Saya mengacu pada industri penting seperti pariwisata, katering publik, dan sektor-sektor yang memanfaatkan warisan alam kita, membuka potensi kota dan kota kecil, serta membuat ruang perkotaan lebih nyaman dan mudah untuk ditinggali, bekerja, dan rekreasi," ujarnya. Pun demikian halnya dengan ekonomi kreatif.
Pemerintah Federal Rusia sudah sepakat, pada tahun 2030 akan merenovasi dan memperbarui sedikitnya 1.000 situs semacam di seluruh negeri. Memberi kesempatan kedua untuk hidup dengan membuka museum, pusat pendidikan dan pameran, hotel, dan sebagainya.
Program percontohan untuk memulihkan situs warisan budaya dengan pinjaman bersubsidi yang disediakan untuk proyek-proyek semacam itu telah mencakup sembilan wilayah Rusia. Langkah selanjutnya adalah memperluasnya untuk mencakup seluruh negara.
Empat Prioritas Utama Prabowo
Demikian pula halnya dengan perluasan mekanisme jaminan menyeluruh untuk small medium enterprises (SME), melalui SME Development Corporation. Dalam keseluruhan konteks pariwisata, warisan budaya, dan SME obyektifnya peningkatan ekonomi budaya.
Semua berjalan paralel dengan program kerja pemerintah, membuka ruang investasi dalam pembangunan dan pengembangan kota, kota kecil, dan desa.
Terkesan, Presiden Putin juga 'menggenjot' iklim investasi nasional yang dikelola Badan Insentif Strategis dengan parameter daya tarik investasi. Sekaligus membuka ruang kompetisi bagi kota, termasuk dengan Moskow sebagai ibukota. Semua dilakukan dengan mengubah orientasi minda yang lebih jelas.
Ketika berbicara setelah Presiden Putin, Presiden Prabowo mengemukakan berbagai kinerja pemerintahannya sejak dilantik 20 Oktober 2024. “Saya bangga berdiri di sini, di hadapan Anda semua. Dalam tujuh bulan pemerintahan saya, kami telah mencapai peningkatan produksi beras dan jagung sekitar 50 persen. Dan ini adalah peningkatan produksi agregat terbesar dalam sejarah Republik Indonesia," ujar Presiden Prabowo.
Lebih lanjut, Presiden Prabowo menyebut, cadangan beras nasional saat ini juga mencapai angka tertinggi sepanjang sejarah Indonesia, yaitu sebesar 4,4 juta ton beras.
Capaian tersebut, ungkapnya, tidak terlepas dari langkah-langkah efisiensi, pemberantasan korupsi, dan deregulasi yang telah dilakukan sejak awal masa jabatannya.
“Dalam beberapa bulan saja, kami meningkatkan efisiensi, kami melawan korupsi dengan sangat keras, kami melakukan deregulasi, memotong semua regulasi yang menambah inefisiensi. Dan kami langsung melihat hasil yang cepat,” kata Presiden Prabowo
Dalam forum tersebut, Presiden Prabowo memaparkan empat prioritas utama pemerintahannya, yaitu swasembada pangan, swasembada energi, peningkatan mutu pendidikan, dan percepatan industrialisasi nasional.
Ia juga mengkritisi penerapan filosofi ekonomi neoliberal yang selama ini banyak diikuti oleh elite Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Tone dan Spirit Optimisme
Selama 30 tahun terakhir, ungkapnya, dominasi filosofi ekonomi neoliberal dan kapitalisme pasar bebas klasik mengemuka. Elite Indonesia mengikuti filosofi ini, dan belum berhasil menciptakan kesetaraan kesempatan bagi seluruh rakyat. Ia juga membuka peluang bagi investor untuk berperan dalam pembangunan Indonesia.
Dia mengemukakan, meski pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam tujuh tahun terakhir mencapai angka rata-rata 5 persen per tahun, pertumbuhan tersebut belum dinikmati secara merata. Untuk itu, Presiden Prabowo menegaskan bahwa setiap negara harus memiliki filosofi ekonomi sendiri yang selaras dengan budaya dan karakter bangsanya.
Prabowo bicara dengan tone dan spirit optimisme Indonesia. Ia mengatakan, ekonomi Indonesia sedang berada di jalur yang tepat dan menjanjikan. Capaian tersebut mencerminkan keberhasilan arah kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah. Dengan landasan tersebut, Presiden Prabowo yakin target-target besar dalam waktu dekat akan bisa dicapai. Tanpa kecuali menjadi eksportir komoditas utama, khasnya pangan, katanya, merupakan target yang harus dijangkau, selain sewasembada pangan.
Presiden Prabowo juga mengulas ihwal BPI Danantara (Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara) yang disebutnya sebagai dana masa depan. "Kami terbuka untuk bisnis," ungkapnya. Lantas ia mengundang semua kalangan (khasnya investor) dari mana saja.
Pada bagian lain pidatonya, Presiden Prabowo mengemukakan, pemerintahan yang dipimpinnya harus bekerja untuk membawa kebaikan sebesar-besarnya bagi sebanyak mungkin rakyat. Terkait dengan hal itu, menurutnya, "...kami harus memiliki pemerintahan yang bersih, bebas dari korupsi. Ini saya yakini sebagai kunci dari pembangunan yang cepat.| tique
Artikel Terkait : Presiden Putin Bicara Tantangan Rusia